Sabtu, 28 Desember 2013

Jakarta Menghadang Banjir



Sumur Rp 135 Miliar Tak Bisa Diandalkan Atasi Banjir Jakarta


Jakarta - Sebagai salah satu upaya meredam banjir besar Jakarta, pemerintah provinsi DKI membangun ribuan sumur resapan di 200 titik lokasi sepanjang tahun ini. Namun sumur yang tersebar di seantero ibu kota itu tidak bisa diandalkan untuk menekan banjir.
 
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral DKI Jakarta Andi Baso menyebutkan 1.949 titik lokasi pengeboran sumur resapan itu ditentukan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Dinas Pekerjaan Umum DKI.
 
Andi menjelaskan pengerjaan seluruh sumur resapan ditargetkan selesai pada Desember ini. Ia yakin proyek yang menggunakan duit APBD sebesar Rp 135 miliar itu bisa diselesaikan sebelum awal 2014. “Dikebut lah mau tidak mau. Harus selesai dan terpasang,” ujarnya kepada detikcom, Kamis (05/12).
 
Andi tidak berani mengklaim sumur resapan yang sebagain besar sudah selesai dikerjakan bisa mengurangi genangan air hujan dengan persentase besar. Menurutnya, sudah saatnya ada gerakan masyarakat peduli lingkungan untuk membantu program pemerintah DKI.

Dia menambahkan pengerjaan sumur resapan juga harus dibarengi dengan cara lain seperti merapikan dan membuat waduk serta mengeruk kali. Jumlah 1.949 sumur resapan masih jauh dari ideal dari luas wilayah Jakarta.
 
“Susah dong. Masyarakat juga harus sadar. Buat itu biopori di rumahnya. Kalau masyarakat bisa buat ada ratusan ribu resapan yang bisa untuk mengurangi genangan air hujan,” tegasnya
Seiring datangnya musim penghujan, Jakarta kembali dibayang-bayangi momok banjir yang sudah jadi ‘tamu rutin’ hampir saban tahun. Banjir yang tiap tahun nyaris melanda ibu kota ini menjadi perhatian serius Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).  
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Jakarta yang kerap mengalami banjir disebabkan beberapa faktor, antara lain yaitu sebagian besar wilayahnya merupakan daerah dataran rendah yang berada di bawah muka laut pasang.  
Selain itu, ada 13 sungai dari wilayah Bodetabek yang mengalir ke Jakarta. Terakhir, pesatnya pembangunan dan perubahan tata guna lahan di daerah hulu, serta kesadaran warga yang masih rendah dengan membuang sampah dan mendirikan bangunan illegal di kali.  
“Sudah cukup akutlah, hampir 30 tahun juga tidak ada pengerukan sungai, dan baru bisa dilakukan sekarang, itu pun belum semua, masih perlu 2-3 tahun,” tambah Sutopo kepada detikcom saat ditemui di kantornya, Selasa (3/12).

ANALISA  

Setelah saya baca dan memahaminya, jadi menurut analisa saya pada berita diatas upaya pemerintahan provinsi DKI Jakarta untuk menanggulangi banjir di wilayah jakarta yaitu dengan membangun sumur resapan sebanyak 200 titik yang di pasang pada seluruh wilayah jakarta. Itu udah sangat bagus dan tepat tetapi masih ada ke kurangnya, yaitu seperti yang di ujarkan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Jakarta yang kerap mengalami banjir disebabkan beberapa faktor, antara lain yaitu sebagian besar wilayahnya merupakan daerah dataran rendah yang berada di bawah muka laut pasang.
Selain itu, ada 13 sungai dari wilayah Bodetabek yang mengalir ke Jakarta. Terakhir, pesatnya pembangunan dan perubahan tata guna lahan di daerah hulu, serta kesadaran warga yang masih rendah dengan membuang sampah dan mendirikan bangunan illegal di kali. 

KESIMPULAN 

Dan menurut berita di atas saya menarik kesimpulan sebaiknya pemerintah memberikan sosialisasi ke pada seluruh masyarakat bagaimana dampak nya apabila membuang sampah sembarangan dan hal - hal lainnya yang bisa mengakibatkan banjir, kemudian harus menyiapkan atau membuat tempat sampah yang di tempatkan pada tempat yang strategis di seluruh titik di wilayah DKI Jakarta.

Semoga semuanya berjalan dengan baik dan DKI Jakarta bebas dari banjir bila perlu seluruh indonesia bebas dari banjir.

Demikian dari analisa dan kesimpulan saya apabila ada kesalahan kata dalam pengetikan yang  saya buat, mohon maaf.

 

SEMANGAT PEMERINTAH UNTUK MENANGANI BANJIR!!!!!!

 

 Sumber =  Jumat, 06/12/2013 15:18 WIB

                    Ropesta Sitorus,Hardani Triyoga - detikNews
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar