Sumur Rp 135 Miliar Tak Bisa
Diandalkan Atasi Banjir Jakarta
Jakarta - Sebagai salah satu upaya meredam
banjir besar Jakarta, pemerintah provinsi DKI membangun ribuan sumur resapan di
200 titik lokasi sepanjang tahun ini. Namun sumur yang tersebar di seantero ibu
kota itu tidak bisa diandalkan untuk menekan banjir.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral DKI Jakarta Andi Baso menyebutkan
1.949 titik lokasi pengeboran sumur resapan itu ditentukan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral dengan Dinas Pekerjaan Umum DKI.
Andi menjelaskan pengerjaan seluruh sumur resapan ditargetkan selesai pada
Desember ini. Ia yakin proyek yang menggunakan duit APBD sebesar Rp 135 miliar
itu bisa diselesaikan sebelum awal 2014. “Dikebut lah mau tidak mau. Harus
selesai dan terpasang,” ujarnya kepada detikcom, Kamis (05/12).
Andi tidak berani mengklaim sumur resapan yang sebagain besar sudah selesai
dikerjakan bisa mengurangi genangan air hujan dengan persentase besar. Menurutnya,
sudah saatnya ada gerakan masyarakat peduli lingkungan untuk membantu program
pemerintah DKI.
Dia menambahkan pengerjaan sumur resapan juga harus dibarengi dengan cara lain
seperti merapikan dan membuat waduk serta mengeruk kali. Jumlah 1.949 sumur resapan
masih jauh dari ideal dari luas wilayah Jakarta.
“Susah dong. Masyarakat juga harus sadar. Buat itu biopori di rumahnya. Kalau
masyarakat bisa buat ada ratusan ribu resapan yang bisa untuk mengurangi
genangan air hujan,” tegasnya
Seiring datangnya musim penghujan, Jakarta kembali
dibayang-bayangi momok banjir yang sudah jadi ‘tamu rutin’ hampir saban tahun.
Banjir yang tiap tahun nyaris melanda ibu kota ini menjadi perhatian serius
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Jakarta
yang kerap mengalami banjir disebabkan beberapa faktor, antara lain yaitu
sebagian besar wilayahnya merupakan daerah dataran rendah yang berada di bawah
muka laut pasang.
Selain itu, ada 13 sungai dari wilayah Bodetabek yang mengalir ke Jakarta.
Terakhir, pesatnya pembangunan dan perubahan tata guna lahan di daerah hulu,
serta kesadaran warga yang masih rendah dengan membuang sampah dan mendirikan
bangunan illegal di kali.
“Sudah cukup akutlah, hampir 30 tahun juga tidak ada pengerukan sungai, dan
baru bisa dilakukan sekarang, itu pun belum semua, masih perlu 2-3 tahun,”
tambah Sutopo kepada detikcom saat ditemui di kantornya, Selasa (3/12).
ANALISA
Setelah saya baca dan memahaminya,
jadi menurut analisa saya pada berita diatas upaya pemerintahan provinsi DKI
Jakarta untuk menanggulangi banjir di wilayah jakarta yaitu dengan membangun
sumur resapan sebanyak 200 titik yang di pasang pada seluruh wilayah jakarta.
Itu udah sangat bagus dan tepat tetapi masih ada ke kurangnya, yaitu seperti
yang di ujarkan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho
mengatakan Jakarta yang kerap mengalami banjir disebabkan beberapa faktor,
antara lain yaitu sebagian besar wilayahnya merupakan daerah dataran rendah
yang berada di bawah muka laut pasang.
Selain itu, ada 13 sungai dari
wilayah Bodetabek yang mengalir ke Jakarta. Terakhir, pesatnya pembangunan dan
perubahan tata guna lahan di daerah hulu, serta kesadaran warga yang masih
rendah dengan membuang sampah dan mendirikan bangunan illegal di
kali.
KESIMPULAN
Dan menurut berita di atas saya
menarik kesimpulan sebaiknya pemerintah memberikan sosialisasi ke pada seluruh
masyarakat bagaimana dampak nya apabila membuang sampah sembarangan dan hal -
hal lainnya yang bisa mengakibatkan banjir, kemudian harus menyiapkan atau
membuat tempat sampah yang di tempatkan pada tempat yang strategis di seluruh titik di wilayah DKI
Jakarta.
Semoga semuanya berjalan dengan
baik dan DKI Jakarta bebas dari banjir bila perlu seluruh indonesia bebas dari
banjir.
Demikian dari analisa dan
kesimpulan saya apabila ada kesalahan kata dalam pengetikan yang saya
buat, mohon maaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar