MANUSIA DAN HARAPAN
I. Pengertian Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan di dapat atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda
dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/
proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif"
atau "berpikir pesimis". Kalimat lain "harapan palsu"
adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar yang kuat atau
berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah
kecil.
II. Sebab Manusia Mempunyai Harapan
Menurut kodratnya manusia
itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu
pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat
lainnya. Maka manusia mempunyai harapan untuk Dorongan kebutuhan hidup, Sudah kodrat pula bahwa manusia
mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis
besarnya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya
harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a) Kelangsungan hidup (survival)
b)
Keamanan (safety)
c)
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)\
d)
Diakui linkungan (status)
e)
Perwujudan cita – cita (self actualization)
III. Pengertian Do'a
Doa adalah permohonan
kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan
kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Hakikat doa adalah menunjukan
ketergantungan kita kepada Tuhan dan berlepas diri daya dan upaya mahkluk. Doa
juga merupakan lambang kelemahan manusia , didalam doa terkandung pujian
terhadap Tuhan.
IV. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui
atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan
dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Tiga teori kebenaran :
1)
Teori Koherensi atau konsistensi
Suatu
pernyataan diaggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten
dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2)
Teori Korespondensi
Suatu
teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan
yang dikandung pernyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan tersebut.
3)
Teori Pragmatis
Kebenanran
suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis.
V. Kepercayaan Dan Usaha Untuk Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat
dibedakan menjadi :
1). Kepercayaan pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya dapat menang, dirinya mampu mengerjakan
apa yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2). Kepercayaan kepada orang lain, dimana
orang percaya terhadap kata hati, perbuatanya sesuai atau terhadap kebenaran orang
lain.
3). Kepercayaan kepada pemerintah, karena
pada dasarnya negara berorientasi pada Tuhan dan kepentingan rakyat, sudah
seharusnya kalau sebagai warga negara mempercayai pemerintah / negara.
4). Kepercayaan kepada Tuhan, merupakan hal
yang sangat penting percaya kepada Tuhan. Dikarenakan keberadaan manusia yang
tidak dengan sendirinya melainkan diciptakan oleh Tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa
percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi suatu kondisi,
situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
1). Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan
meningkatkan ibadah.
2). Meningkatkan pengabdian kita kepada
masyarakat.
3). Meningkatkan kecintaan kita kepada
sesama manusia dengan jalan suka menolongdermawan dan sebagainya.
4). Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang
berlebihan.
5). Menekan perasaan negatif seperti iri,
dengki, fitnah dan sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar